Cerita Tukang Bangunan Beli Motor Cash dari Mahjong
Namanya Giman. Kalau ketemu di warung kopi depan proyek, orang-orang lebih sering manggil dia Bang Giman. Badannya kerempeng, kulit legam kena matahari, dan sering pakai kaos oblong bolong di bagian ketiak. Bukan karena gaya. Emang udah bolong dari sononya. Tapi ya, nyaman aja dipakai kerja.
Dulu, tiap kali semen baru dituang, Bang Giman bakal duduk jongkok di samping adukan. Nunggu semen kering. Kerjaan tukang emang gitu. Banyak nunggu. Tapi Bang Giman punya cara sendiri buat bunuh waktu: main Mahjong Ways 2 dari HP kentangnya.
Mahjong di Tangan Tukang
Waktu itu, dia belum ngerti apa-apa. Cuma lihat iklan muncul di Facebook. Ada warna-warni, huruf Cina, sama suara ketukan genteng. Iseng dia unduh. Sekalian buat hiburan pas nunggu semen kering atau kalau lagi istirahat.
"Awalnya ngasal doang, Mas," katanya sambil nyeruput kopi kapal api. "Klik-klik aja. Suara-suara itu bikin penasaran. Kok bisa ngeluarin gambar terus bunyinya jedag jedug."
Lama-lama, Bang Giman mulai paham pola. Gambar-gambar itu ternyata punya nama. Ada yang bentuknya huruf Cina hijau, ada juga yang mirip karakter naga. Tapi yang paling dia tunggu itu si Scatter hitam. Langka, misterius, tapi katanya kalau muncul tiga, bisa bikin layar HP berubah jadi pesta kembang api.
"Itu Scatter item, Mas. Kalau udah nongol satu, hati langsung deg-degan. Dua, tangan mulai keringetan. Tiga, rasanya kayak nyium cewek pertama kali," katanya ngakak.
Antara Kopi, Semen, dan Scatter
Selama beberapa bulan, Mahjong Ways 2 jadi semacam pelarian. Teman ngobrol yang nggak nuntut balasan. Setiap hari dia main, walau recehan. Kadang kalah, seringnya kalah, tapi Bang Giman tetap main. Katanya, bukan soal menang, tapi soal sensasi nunggu Scatter hitam itu.
"Yang nyebelin itu, Mas, udah dapet dua scatter, terus ilang. Kayak digantung gebetan. Nggak muncul-muncul."
Tapi suatu sore, semuanya berubah. Sore itu hujan turun. Semen belum bisa dituang. Dia duduk di emperan, kakinya selonjoran, kopi tinggal ampas. Main, seperti biasa. Tapi tiba-tiba: satu scatter. Kedua. Ketiga. Muncul semua.
"Gua diem, Mas. Nggak ngomong apa-apa. Temen sebelah ngira gua kesambet. Tapi di dalam, gua udah kayak mau nangis."
Gulungan simbol mulai jalan cepat. Musik dari HP-nya makin keras. Dan hasilnya? Entah dari mana, angka yang muncul di layar cukup buat dia beli motor bebek impiannya. Cash. Tanpa kredit.
Motor Baru dan Tatapan Iri
Besoknya, Bang Giman datang ke proyek dengan senyum paling lebar. Biasanya dia naik motor pinjeman. Tapi pagi itu, dia turun dari motor baru. Plat masih dibungkus plastik. Semua orang bengong.
"Gila lu, Man. Dari mana duit?" tanya Udin, tukang besi.
"Dari Mahjong, Din," jawabnya santai. "Scatter item."
Sejak hari itu, banyak yang nanya. Banyak juga yang coba. Tapi nggak semua dapet pengalaman yang sama. Ada yang malah makin emosi, HP-nya dibanting. Ada juga yang jadi males kerja. Tapi Bang Giman tetap tenang. Dia udah janji, cukup sekali jackpot. Sisanya buat hiburan aja.
"Kalo dipaksain terus nyari menang, jadinya bukan hiburan. Jadi beban. Gua maunya main santai aja," katanya sambil nyalain rokok Surya.
Mahjong Ways 2: Antara Imajinasi dan Realita
Gimana sebuah permainan bergaya Cina, penuh simbol dan tulisan asing, bisa jadi bagian dari kehidupan tukang bangunan di Depok? Jawabannya bukan di algoritma. Tapi di ruang kosong di antara semen yang mengering dan sore yang panjang.
Mahjong Ways 2 bukan cuma tentang menang-kalah. Buat Bang Giman, ini soal ritual kecil. Biar hari nggak terasa datar. Ada kejutan, ada harapan, bahkan kalau itu cuma sekadar nunggu scatter hitam yang nggak pernah muncul.
"Kadang gua mikir, kenapa scatter item itu susah banget keluar. Tapi mungkin justru karena itu, kita jadi terus main. Karena penasaran," tuturnya pelan.
Di luar sana, mungkin banyak yang mencibir. Ngapain main ginian. Nggak ada faedah. Tapi buat orang seperti Bang Giman, ini bukan sekadar mainan. Ini cara bertahan. Cara berteman dengan waktu.
Mahjong Ways 2 mungkin nggak ngubah hidup semua orang. Tapi dalam kasus Bang Giman, ia ngasih momen langka: sore hujan, tiga scatter hitam, dan motor baru di garasi kontrakan.